Gatsu90rentcar, Kuliner – Budaya ngopi di Lampung semakin meningkat dalam dekade ini. Banyak cafe yang menyajikan menu kopi bermunculan di Kota Tapis Berseri.
Namun, penggunaan gelas dan sedotan plastik di cafe-cafe tersebut semakin bertambah.
Hampir semua cafe di Bandar Lampung menggunakan gelas dan sedotan plastik untuk menyajikan minuman.
Meskipun begitu, ada salah satu kafe mini di Gang Damar, Jalan Kayu Manis, Kedaton, Bandar Lampung yang berbeda.
Iksan, salah satu owner dari Sakara Coffee memiliki ide untuk mengurangi sampah plastik di kafe miliknya.
Meski belum sepenuhnya menghilangkan gelas dan sedotan plastik, Sakara Coffee memiliki promo khusus yang berhubungan dengan ramah lingkungan yaitu promo tumbler dan pesepeda.
Menurut Iksan, hal ini menjadi cara efektif untuk mengurangi penggunaan gelas dan sedotan plastik di kafe-kafe.
Ia berharap ide ini dapat menjadi contoh bagi kafe-kafe lain di Bandar Lampung untuk juga memperhatikan lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik.
Dengan adanya promo tumbler dan pesepeda, pelanggan Sakara Coffee dapat membawa tumbler mereka sendiri dan mendapatkan diskon untuk setiap pembelian minuman.
Sedangkan untuk pelanggan yang datang dengan menggunakan sepeda, mereka akan mendapatkan diskon khusus.
Ide ini diharapkan dapat mengurangi sampah plastik yang dihasilkan oleh kafe dan memperkuat kesadaran lingkungan di masyarakat.
1. Sakara Coffee: Jejak Sejarah dari Awal Berdirinya
Iksan dan Adit, dua mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia, memutuskan untuk memanfaatkan waktu luang mereka saat kuliah masih dilakukan secara online pada tahun 2020 untuk membangun sebuah usaha.
Karena mereka berdua suka ngopi, mereka mencoba untuk membuat dan mempromosikan kopi kepada teman-teman terdekat mereka.
Keduanya juga telah memiliki pengetahuan tentang cara membuat kopi karena beberapa pelatihan yang telah diikuti.
Mereka akhirnya memutuskan untuk resmi mendirikan Sakara pada November 2020 dan membuka kedai pertama mereka di Kecamatan Kemiling.
Selama dua bulan, mereka menggunakan stand bongkar pasang untuk menjalankan bisnis mereka.
Namun, mereka memutuskan untuk pindah ke lokasi baru di Teuku Umar karena di tempat sebelumnya belum ada pasar yang cocok untuk kopi pinggir jalan.
Saat itu, Sakara hanya memiliki satu mesin pembuat kopi manual dan beberapa interior cafe dibuat sendiri oleh mereka berdua menggunakan ilmu las yang telah dipelajari di SMK.
Setelah dua tahun beroperasi di Jalan Teuku Umar, mereka memutuskan untuk pindah lagi ke lokasi kedai yang lebih baru.
Membangun sebuah usaha pada usia muda memang bisa menjadi tantangan yang cukup berat.
Namun, dengan tekad dan semangat yang kuat, Iksan dan Adit berhasil memulai dan mengembangkan Sakara Coffee dari awal hingga menjadi sebuah bisnis yang sukses.
Pengalaman mereka membuktikan bahwa jika seseorang memiliki kemauan dan tekad yang kuat, maka usaha apapun bisa dimulai dari nol dan berkembang menjadi sukses.
2. Menghidupkan Kembali Budaya Bersepeda: Mengajak Pesepeda Kembali ke Jalan Raya
Iksan, seorang pengusaha lokal yang aktif dalam berbagai komunitas, termasuk komunitas sepeda, mengungkapkan bahwa ide promo bagi pengguna tumbler dan pesepeda muncul karena permintaan pasar yang kuat.
Ia menjalankan ide ini setelah mendapatkan saran dari teman-teman di komunitas sepeda.
Menurut Iksan, sepeda sempat populer pada awal-awal pandemi COVID-19, dan teman-temannya di komunitas sepeda sangat aktif pada tahun 2020.
Namun, saat ini semakin jarang orang menggunakan sepeda untuk berolahraga maupun sebagai alat transportasi.
Untuk mengembalikan minat masyarakat pada sepeda, Iksan memutuskan untuk meluncurkan promo bagi pengguna tumbler dan pesepeda.
Ia berharap dengan promo ini, minat masyarakat pada sepeda akan kembali meningkat.
Promo ini merupakan upaya Iksan untuk menggaet pasar dan meningkatkan penjualan produknya.
Ia berharap dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang aktif berolahraga dan menggunakan sepeda sebagai alat transportasi.
Iksan berencana untuk terus berkomunikasi dengan komunitas sepeda dan mendengarkan saran dari mereka untuk mengembangkan produknya dan memenuhi kebutuhan pasar.
Dalam hal ini, Iksan menjadi contoh pengusaha yang peka terhadap kebutuhan pasar dan terus berinovasi dalam bisnisnya.
3. Sakara Coffee: Kurangi Limbah Plastik dengan Membawa Tumbler
Promo tumbler yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan berawal dari ide ingin mengurangi sampah plastik dan memudahkan konsumen dalam membawa minuman kopi mereka.
Hal tersebut diungkapkan oleh Iksan, seorang perwakilan dari perusahaan tersebut.
Menurut Iksan, salah satu tujuan dari promo tumbler ini adalah untuk mengurangi penggunaan gelas plastik yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Dengan menggunakan tumbler, konsumen dapat membawa minuman kopi mereka secara praktis tanpa harus membeli gelas plastik yang hanya akan menjadi sampah setelah digunakan.
Tidak hanya itu, promo tumbler juga dirancang untuk memberikan kemudahan bagi konsumen dalam membawa minuman kopi mereka saat bepergian jauh.
Dengan tumbler, minuman kopi dapat diminum kapan saja dan kemudian ditutup kembali untuk di bawa kemana-mana. Hal ini tentu menjadi solusi yang praktis dan ramah lingkungan.
Promo tumbler yang ditawarkan oleh perusahaan ini masih berlaku hingga saat ini.
Konsumen yang membeli minuman kopi dan membawa tumbler akan mendapatkan diskon sebesar 10 persen untuk minuman yang menggunakan kopi sebagai bahan dasar.
Selain itu, perusahaan juga menawarkan promo pesepeda dengan memberikan diskon sebesar Rp5.000 per item minuman.
Dengan adanya promo tumbler dan pesepeda ini, diharapkan konsumen dapat lebih sadar akan pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan memilih alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu, konsumen juga dapat memanfaatkan promo tersebut untuk memperoleh minuman kopi favorit mereka dengan harga yang lebih terjangkau.
4. Sakara Coffee: Mengurangi Limbah Plastik, Restoran Ini Mengajak Konsumen Dine In Pakai Gelas Biasa
Iksan, pemilik kedai kopi bernama Sakara, mengungkapkan bahwa konsumen yang membawa tumbler dan pesepeda cukup banyak.
Setiap minggunya, sekitar 10 orang membawa tumbler untuk membeli kopi di kedainya.
Meski jumlahnya tidak banyak, Iksan merasa bersyukur karena setiap langkah kecil untuk mendukung gaya hidup hijau sangat berarti.
Namun, jumlah konsumen yang membawa sepeda jauh lebih banyak dibandingkan yang membawa tumbler.
Menurut Iksan, hampir setiap hari ada pesepeda yang mampir ke kedainya, karena teman-teman mereka juga sering berkumpul di sana.
Kehadiran para pesepeda membuat Sakara semakin ramai dan semarak.
Selain mendorong konsumen untuk membawa tumbler dan membuka ruang bagi para pesepeda, Iksan juga berusaha mendukung gaya hidup hijau dengan menyediakan gelas berkali pakai untuk konsumen dine in.
Namun, ia juga menyadari bahwa beberapa konsumen meminta untuk menggunakan gelas plastik agar bisa membawanya pulang jika masih tersisa.
Dalam konteks ini, Iksan berusaha mengedukasi para konsumennya tentang pentingnya pengurangan sampah plastik.
Ia juga berupaya menawarkan alternatif lain, seperti membawa tempat minum sendiri atau menggunakan wadah yang bisa dibawa pulang.
Melalui tindakan-tindakan kecil ini, Iksan berharap dapat membantu melestarikan lingkungan dan membangun kesadaran lingkungan di kalangan konsumen Sakara.
5. Sakara Coffee: Menimbang Kembali Penggunaan Sedotan Kertas, Masih Layak Digunakan atau Tidak?
Sakara, sebuah kafe di Jakarta, ingin mengembangkan praktik ramah lingkungan dengan menggunakan sedotan kertas atau bambu.
Hal ini diungkapkan oleh pemilik kafe, Iksan, yang mengatakan bahwa meskipun memiliki keinginan untuk hal tersebut, ia belum mengetahui banyak tentang harga dan cara mendapatkan sedotan tersebut.
Namun, Iksan menyatakan bahwa ia akan mencari solusi yang sederhana dan praktis untuk memenuhi keinginannya.
Ia berharap kafe Sakara dapat menjadi lebih ramah lingkungan dengan memperhatikan berbagai aspek yang berkaitan dengan lingkungan.
Selain itu, Iksan juga mengumumkan bahwa dalam waktu dekat, kafe Sakara akan mengadakan promo kopi pagi, di mana pelanggan dapat menikmati kopi dan snack setiap hari dari jam 8-10 pagi.
Ia menambahkan bahwa jam operasional kafe masih belum tetap karena saat ini kafe masih dalam tahap renovasi.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh Sakara, kafe ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para pelanggannya, baik dari segi ramah lingkungan maupun promo-promo menarik yang ditawarkan.
Semoga kafe Sakara dapat menjadi contoh bagi tempat-tempat lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.