Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (disingkat TNBBS) adalah sebuah taman nasional yang ditujukan buat melindungi hutan hujan tropis pulau Sumatra beserta kekayaan alam biologi yg dimilikinya

UNESCO menjadikan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan beserta Taman Nasional Gunug Leuser & Tamana Nasional Kerinci Seblat menjadi Warisan Dunia dalam Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan mempunyai luas wilayah lebih kurang 355.511 hektare. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan adalah bagian dari pegunungan Bukit Barisan

wilayah pegunungan Bukit Barisan mempunyai beragam vegetasi alam, rental mobil lampung dan hutan pamah tropika

Secara geografis areal ini terletak antara 4°29’-lima°57’ Lintang Selatan dan 103°24’-104°44’ Bujur Timur

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki beberapa hutan dataran rendah pada Sumatra yang terakhir kali dilindungi

Sangat kaya dalam hal keanekaragaman hayati dan merupakan tempat tinggal bagi 3 jenis mamalia besar yg paling terancam

seperti gajah Sumatra (kurang berdasarkan 2000 ekor yg bertahan hidup waktu ini), badak Sumatra populasi global keseluruhan

300 individu dan semakin berkurang drastis jumlahnya) dan harimau Sumatra (populasi global keseluruhan lebih kurang 400 individu

Menurut hasil analisis temuan tapak badak per 2019, diperkirakan ada 7-11 ekor yang kemudian pada sini

Peta geologis Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan tercakup pada Global 200 Ecoregions

yaitu peringkat tempat asal darat, air tawar dan laut pada bumi yang paling mencolok berdasarkan sudut pandang hayati

taman ini di sorot menjadi wilayah prioritas buat pelestarian badak Sumatra melalui acara Asian Rhino and Elephant Action Strategy (AREAS) berdasarkan WWF

Selain itu, IUCN, WCS & WWF sudah mengidentifikasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan menjadi Unit Pelestarian Macan (Wikramanayake, dkk., 1997), yaitu daerah hutan yang paling krusial buat pelestarian harimau di dunia

Terakhir, pada tahun 2002, UNESCO telah memilih wilayah ini buat di usulkan sebagai World Heritage Cluster Mountainous Area beserta Taman Nasional Gunung Leuser dan Kerinci Seblat

Sejarah daerah TNBBS pada mulai menjadi Kawasan Suaka Margasatwa pada tahun 1935 melalui Besluit van der Gauverneur General van Nederlandsch Indie

Pada tahun 1982 memlui surat Pernyataan Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X.1982 tanggal 14 Oktober 1982 daerah tersebut di nyatakan sebagai calon Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dengan luas 365.000 ha

Data Beradasarkan Wikipedia

Setelah revisi luasan hutan pada Provinsi Bengkulu sinkron menggunakan SK Menteri Kehutanan Nomor 489/Kpts-II/1999 mengenai Penetapan Kelompok Hutan Kaur Timur Register 52 seluas 64.711 ha maka luas TNBBS adalah 366.511 ha & sinkron dengan SK Menteri Kehutanan Nomor 71/Kpts-II/1990 lepas 5 Februari 1990 CAL Bukit Barisan Selatan seluas 21.600 ha selanjutnya turut di kelola sang TNBBS

Selanjutnya berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 256/Kpts-II/2000 mengenai Penunjukan Kawasan Hutan & Perairan di Wilayah Provinsi Lampung & peta lampiran di ketahui bahwa CAL Bukit Barisan Selatan yg berdampingan & berbatasan pribadi dengn TNBBS menjadi satu kesatuan pengelolaan dengan TNBBS

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan adalah salah satu menurut tiga taman nasional di Sumatera yang mewakili prioritas tertinggi bagi Unit Konservasi Harimau

Juga merupakan satu-satunya taman nasional yg mempunyai ekosistem hutan dataran rendah terbesar dalam hutan hujan tropis di Asia Tenggara

selain itu, taman nasional ini memiliki fungsi strategis sebagai tempat sistem penyangga kehidupan yg perannya sangat penting bagi rakyat sekitarnya

kawasan ini sedikitnya memiliki 23 sungai akbar & ratusan anak-anak sungai yg mengalirkan airnya membawa kehidupan dari taman nasional

ke wilayah-wilayah hilir di sepanjang pesisir Kabupaten Tenggamus, Lampung Barat & Bengkulu Selatan

kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terletak pada ujung Selatan dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan

sehingga mempunyai topografi yang cukup bervariasi mulai datar, landai, bergelombang, berbukit-bukit curam & bergunung-gunung

Lereng Timurnya cukup curam sedangkan lereng Barat ke arah Samudera Hindia agak landai

Berdasarkan Peta Lereng Dan Kemampuan Tanah Provinsi Lampung, daerah taman nasional ini merupakan daerah yang labil karena terletak dalam zona sesar primer Sumatera (Zona Sesar Semangka)

Daerah berdataran rendah (0-600 m dpl) dan berbukit (600 – 1.000 m dpl) terletak pada bagian Selatan

taman nasional ad interim wilayah pegunungan (1.000 – dua.000 m dpl) terletak pada bagian tengah & Utara taman nasional

Puncak tertinggi merupakan Gunung Palung (1964 m dpl) yg terletak di sebelah Barat Danau Ranau, Lampung Barat

keadaan lapangan bagian Utara bergelombang sampai berbukit-bukit dengan kemiringan bervariasi antara 20-80 Bagian Selatan adalah daerah yang datar

dengan beberapa bukit yg relatif tinggi & landai dimana makin ke Selatan makin datar menggunakan kemiringan berkisar antara 3-5Tanah

Berdasarkan Peta Tanah yg di buat oleh Lembaga Penelitian Tanah Bogor (1976), tanah di tempat TN Bukit Barisan Selatan terdiri berdasarkan 6 jenis tanah yaitu Aluvial, Rensina, Latosol, Podsolik Merah Kuning dan dua jenis Andosol

Tanah yang paling luas beredar adalah jenis Podsolik Merah Kuning yg memiliki sifat fisik labil dan rawan erosi

Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dari Peta Geologi Sumatera yang di bentuk sang Lembaga Penelitian Tanah

yang terdiri berdasarkan Batuan Endapan (Miosin Bawah, Neogen, Paleosik Tua, Aluvium), Batuan Vulkanik

Kawasan Wisata ini adalah daerah yang bisa menghasilkan keseimbangan iklim

pengaruh rantai pegunungan Bukit Barisan Selatan menyebabkan kawasan ini memiliki dua tipe iklim

tipe iklim A pada sisi Barat taman nasional dan tipe iklim B yang lebih kering di sisi Timur taman nasional

menggunakan homogen-homogen curah hujan tahunan kurang lebih 3500 mm dan rata-rata temperatur antara 20° – 28° Celcius

sayangnya, hilangnya habitat sehubungan menggunakan konversi hutan sebagai permukiman, pengolahan & perkebunan

telah sebagai ancaman utama bagi taman dan kelangsungan hidup spesies yang terancam di dalamnya

pelanggaran terhadap hak atas perkebunan kopi, merica, & pertanian lainnya secara lambat-laun merambah ke taman & memberi kontribusi pada hilangnya habitat secara substansial

pembukaan hutan pada Taman Nasional Bukit Barisan Selatan jua mendatangkan ancaman serius lainnya terhadap spesies yakni perburuan liar

sasaran holistik berdasarkan proyek dari objek wisata ini adalah menjamin stabilitas

atau peningkatan populasi kelinci Sumatra, Kambing hutan Sumatra, badak Sumatra, gajah Sumatra dan harimau Sumatra

  • Menghentikan kecenderungan pelanggaran hak dan penebangan kayu ilegal pada pada taman & daerah sekitarnya.
  • Menurunkan angka peristiwa perburuan satwa.
  • Menetapkan mata pencaharian yg ramah menggunakan lingkungan bagi grup rakyat & menaikkan penghasilan melalui Conservation Conscious Community Network (3CoNet) [Jaringan Masyarakat Sadar Akan Pelestarian].
  • Mendidik dan menumbuhkan kesadaran di antara para pengambil keputusan, para penegak hukum, dan masyarakat generik tentang pelestarian dan perundang-undangan keanekaragaman hayati terkait menggunakan TNBBS
  • Mengkaji rencana spasial dan kebijakan hutan terkait Wilayah Lampung Barat & Tanggamus supaya selaras dengan Pasak Bumi (Eurycoma longifolia)

Tinggalkan komentar